Teologi Harun Nasution

 A. Harun Nasution : Awal Mula Perjalanan

 Harun dilahirkan di hari selasa 23 september 1919 di pematangsiantar sebuah kota multi-etnus 

Sumatra Utara dengan Batak, Jawa, Melayu, Cina, India, juga Belanda yang kalah itu menjajah sebagai 

populasinya. Harun berasal dari etnis, Batak Mandailing yang mayoritas anggotanya beragama islam

dan merupakan satu dari enam etnik Batak di Sumatra Utara. Ayahnya bernama Abdul Jabar Ahmad, 

seorang ulama yang dilantik penjajah Belanda sebagai Kadi sekaligus Kepala Kantor Urusan Agama di 

Pematangsiantar. Sementara ibunya Maimunah, juga anak seorang ulama dan bahkan lahir di mekkah

ketika orang tuanya bermukim di sana. Berdasarkan kenyataan itu, maka teranglah bahwa Harun

dibesarkan dalam lingkungan keluarga ulama baik pihak ayah maupun ibu. 

 Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi cara berfikir Harun sebagaimana nantinya dikenal 

dengan sikap kritis dan terbuka.

1. Ia lahir dari rahim keluarga yang berani melanggar kuatnya dinding resam (aturan adat) ketika 

itu, seperti dilakukan ayah dan ibunya dalam pernikahan.

2. Harun dibentuk dalam lingkungan pendidikan Barat yang nanti akan dibicarakan pada ruang 

tersendiri.

3. Ia tumbuh dan besar di saat perdebatan Kaum Tua dan Kaum Muda sedang berada di 

puncaknya.

B. Latar Pendidikan dan Pencarian Jati Diri

 Secara umum, sistem pendidikan di Indonesia dibagi menjadi dua kategori yaitu, model Barat dan 

Islam dan tidak hanya berlaku di tingkat dasar, tetapi sampai pada level pendidikan tinggi (Universitas).

Azzumardi Azza menyatakan bila dalam tradisi pengajina Islam di Indonesia terbagi menjadi dua arus

utama.

1. Berkiblat ke Timur Tengah

2. Berhulu ke Barat

 Kenyataan ini tidak terlepas dari pengaruh masuknya Islam dari timur tengah yang melahirkan corak 

madrasah dan pondok pesantren di satu pihak, sedangkan kedatangan penjajah Barat, khususnya 

Belanda, yang mendirikan sekolah untuk rakyat mereka di Indonesia dan anak-anak bangsawan serta 

pegawai-pegawai kerajaan pada pihak lain.

Adapun dimana Harun terdapat beberapa macam sekolah untuk anak yang berumur tujuh tahun.

1. Sekolah pondok yang merupakan sekolah asli bangsa Indonesia dan hanya mengajarkan pada 

agama Islam.

2. Sekolah Melayu setelah kebangkitan nasional indonesia pada tahun 1908 yang ditandai dengan 

berdirinya gerakan Budi Utomo dan sekolah taman siswa

3. Sekolah Belanda untuk anak-anak bangsa indonesia dikenal dengan Hollandsch Indlandche 

school (HIS).

AKAL DAN WAHYU DALAM ISLAM

MEMBACA PEMIKIRAN HARUN NASUTION

 Ada dua jalan menuju Tuhan. Jalan tol berupa agana atau Wahyu dan jalan berliku-liku melalui akal 

atau filsafat. Dengan kedua jalan itu manusia berupaya mengetahui Tuhan, perintah dan larangannya.

Adapun dalil yang dipergunakan untuk memperkuat argumentasi bahwa Islam sangat mementingkan 

peran akal, seperti dikemukakan Harun, adalah dengan adanta empat puluh sembilan ayat di dalam Al-

Qur’an (dengan ragam bentuk redaksi) dan karenanya menjadi legimitasi utama bagi tesis ini. Adapun 

empat diantaranya.

1. ( Q.S. 2 : 75 ).

2. ( Q S. 2 : 242 ).

3. ( Q.S. 29 : 43 )

4. ( Q.S. 67 : 10).

 Oleh karena tidak sedikitnya jumlah ayat yang membicarakan pentingnya pendayagunaan akal, 

maka wajar jika Al-Qur’an dikatakan sebagai kitab akal, sebab di saat meletakan akal pada kedudukan 

yang tinggi, juga memberikan ruang yang kebebasan serta pembimbing akal agar tetap berada posisi 

yang semestinya. Artinya akal pada hakikatnya memiliki peran yang sangat penting di dalam Al-

Qur’an, baik dari segi kedudukan, maupun dalam kepastian sebagai sarana untuk memahami hukum 

dan hikmah terkandung didalamnya. Tanpa akal, menjadi sia-sia saja ketika Tuhan menurunkan agama 

yang merupakan tata aturan bagi kehidupan manusia baik berupa akidah, syariah, dan akhlak.

A. AKAL

 Kata akal berasal dari (alaqlu) artinya yaitu mengikat atau menahan. Akal merupakan potensi pada 

diri manusia yang berfungsi sebagai pengikat dan penahan agar tidak terjerumus dalam dosa dan 

kesalahan.

 Harun melihat pengertian akal dari aspek yang lebih jauh yakni dengan mengajukan pertanyaan, 

apakah akal itu alat berpikir yang berpusat pada kepala atau sama dengan qolbu dan bermutiara di 

dada?.. mengenai ini Harun cendrung berpendapat bahwa awal mula Islam menyamakan antara 

keduanya berdasarkan prmbacanya terhadap sejumlah ayat Al-Qur’an.

B. WAHYU

Kata Wahyu secara terminologi juga berasal dari bahasa arab yang berarti isyarat, tulisan, suara, 

pemberitahuan yang tersembunyi. Namun secara etimologi, Wahyu merupakan Allah SWT kepada nabi 

dan rasul. Dalam tulisan ini, konotasi Wahyu yakni Al-Qur’an, yaitu perkataan Allah SWT perantara 

makaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tasawuf dan Mistik

Tarikh Tasyri' dari era Globalisasi